admin 2025-06-03 0
Pelatih kepala Paris Saint-Germain asal Spanyol Luis Enrique (Kanan), istrinya Elena Cullell (kedua dari kiri), putra Pacho Martinez (Kiri) dan putri Sira Martinez (kedua dari kanan) berpose dengan trofi di akhir pertandingan final Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan di Munich, Jerman selatan, pada 31 Mei 2025.

Lihat Foto

KOMPAS.com — Momen penuh haru menyelimuti pesta kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) usai meraih trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Bagi sang pelatih, Luis Enrique, malam bersejarah itu juga menjadi momen mengenang putri tercinta yang telah tiada, Xana Enrique.

Xana Enrique, yang meninggal dunia pada tahun 2019 di usia sembilan tahun akibat kanker tulang langka, menjadi sosok yang tak pernah lepas dari ingatan Enrique.

Para suporter PSG mempersembahkan sebuah penghormatan emosional bagi Xana Enrique setelah laga final Liga Champions di mana PSG mengalahkan Inter Milan 5-0 di Allianz Arena, Munich, tersebut. 

Sebuah tifo raksasa bergambar Xana dikibarkan di tribune stadion, menjawab harapan sang pelatih yang sebelum laga telah membayangkan momen merayakan kemenangan dengan cara khusus, menancapkan bendera PSG sebagai penghormatan kepada putrinya—sebuah pengulangan dari kenangan ketika ia dan Xana merayakan gelar Liga Champions 2015 bersama Barcelona di Berlin.

“Saya sangat bahagia. Itu momen yang sangat emosional saat melihat banner dari para suporter untuk keluarga saya,” ucap Luis Enrique usai pertandingan, seperti dikutip dari Sky Sports.

“Namun saya selalu memikirkan putri saya. Itu berarti banyak. Sangat indah, tapi saya tidak perlu menjadi juara Liga Champions untuk mengingat putri saya. Xana selalu bersama kami, terutama ketika kami mengalami kekalahan.”

Luis Enrique menambahkan bahwa keluarganya selalu berusaha mengambil sisi positif, bahkan dari saat-saat tergelap dalam hidup mereka.

“Bersama keluarga saya, kami selalu mencoba menikmati hidup dan mengambil pelajaran bahkan dalam momen-momen buruk,” katanya.

Sukses Bersejarah untuk PSG

Di luar nuansa emosional pribadi, keberhasilan PSG mengangkat trofi Liga Champions juga menjadi pencapaian monumental bagi klub asal ibu kota Prancis itu.

Sejak berdiri, PSG belum pernah meraih gelar bergengsi di level Eropa ini, meski sudah mendominasi kompetisi domestik dalam satu dekade terakhir.

Luis Enrique memuji kinerja anak asuhnya yang tampil luar biasa sejak menit pertama.

“Kami mempersiapkan pertandingan ini dengan sangat baik. Tim bermain luar biasa, menekan dengan intensitas tinggi,” ujar Enrique.

“Ousmane Dembele menekan bek dan kiper lawan secara konsisten. Sejak hari pertama, saya bilang ingin memenangkan trofi besar. Paris belum pernah juara Liga Champions. Kini kami berhasil. Rasanya luar biasa bisa membuat banyak orang bahagia.”

Kemenangan atas Inter Milan juga menjadi validasi atas pendekatan taktis Enrique yang menekankan pressing intensif dan kerjasama kolektif sepanjang musim.