admin 2025-06-01 0
Para pemain Paris Saint-Germain dan bek Brasil Paris Saint-Germain #05 Marquinhos mengangkat trofi setelah pertandingan final Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan di Munich, Jerman selatan pada 31 Mei 2025.

Lihat Foto

Inter Milan usai kekalahan memalukan dari Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions 2024-2025.

Laga puncak Liga Champions PSG vs Inter Milan di Allianz Arena, Munich, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB, menjadi mimpi buruk bagi wakil Italia. Inter harus menelan kekalahan telak 0-5 dari PSG, yang tampil dominan sepanjang pertandingan.

Hasil tersebut bukan hanya menandai kekalahan terburuk dalam sejarah final Liga Champions, tetapi juga mencatat Inter sebagai tim pertama yang kebobolan lima gol di partai puncak kompetisi tersebut sejak format Piala Champions berganti menjadi Liga Champions.

Melalui akun media sosialnya, Capuano tak segan menyebut kekalahan Inter sebagai “penghinaan olahraga”.

“Itu adalah penghinaan olahraga, sebuah pelajaran tanpa banding,” tulis Capuano di platform X (sebelumnya Twitter).

Menurutnya, tim asuhan Simone Inzaghi datang ke laga terpenting musim ini dalam kondisi yang jauh dari ideal.

“Inter datang ke malam terbesar dalam hidup mereka dalam keadaan kelelahan total. PSG menang dengan mudah, seakan bermain-main,” lanjut Capuano.

Meski musim Inter secara keseluruhan tetap dipandang sebagai pencapaian hebat—mengacu pada capaian domestik dan langkah hingga final Eropa—Capuano menilai kekalahan telak dari PSG akan meninggalkan luka yang dalam.

“Masalahnya bukan soal nol gelar (musim ini tetap luar biasa), tetapi puing-puing yang ditinggalkan oleh malam di Munich,” ujarnya.

PSG tampil trengginas dalam laga final tersebut. Mereka membuka keunggulan lewat Achraf Hakimi di menit ke-12, yang kemudian digandakan oleh Desire Doue delapan menit berselang.

Pemain muda asal Prancis itu kembali mencetak gol pada menit ke-63, sebelum Khvicha Kvaratskhelia dan pemain pengganti Senny Mayulu menambah dua gol lagi yang menyempurnakan kemenangan Les Parisiens.

Kemenangan ini menjadi yang pertama bagi PSG di ajang Liga Champions, sekaligus menyudahi penantian panjang klub milik Nasser Al-Khelaifi untuk mengangkat trofi paling bergengsi di level antarklub Eropa.

Kritik Capuano menggambarkan rasa kecewa yang juga dirasakan banyak tifosi dan pengamat di Italia. Inter, yang dua kali mencapai final Liga Champions dalam tiga musim terakhir namun selalu gagal membawa pulang trofi, kini menghadapi tantangan psikologis dan struktural.

“Jika Inter ingin kembali bersaing di level tertinggi, mereka harus segera membangun kembali—secara mental dan teknis—dari reruntuhan malam ini,” pungkas Capuano.

Category: Uncategorized

Leave a Comment